on Friday, September 25, 2009
All these times, I’ve wondered why…
Why you’ve changed
Why you’ve seemed to forget me. Forget us. Forget our relationship. Forget our love.
Why you don’t become the man with whom I fall in love. Become the man I cherish. Become the man who fascinates me with his intelligence, his charm, his attitude. The man whose smile knocks me off my feet. The man whom I see first when I start dreaming at nights. The man who makes me happy.
The man I’ve loved and probably I will always love.
I have wondered why. Now there’s no need to ask for I have found the answer.
It’s ME
Yes I’m the one who cause it. I’m the one who destroy our love. I’m the one who ruins everything. I’m the jerky-ass. I ruin our love not because I have an affair nor I ignore you. No. Not that.

I’m ruining this with my attitude. My silly, unimportant attitude. For being too needy. For being a self-centered person, only thinking about myself, my own feeling. Whereas I should know, it
takes two to tango. It always does.

And for all the mess I’ve caused, I’ve had my punishment. I’m counting the days until you leave me in regret and grief. Please note, when I say ‘regret’, doesn’t mean I regret what we’ve been through. I never regret anything about you, about this doomed relationship, nor about our love.

What I regret is I fail to provide you happiness. There’s no need to have pity on me, nor should you forgive me.

This is the punishment I got to take.

Fare thee well, Querido. I know you’ll find the happiness I fail to provide, because you deserve it. You will always have my heart. My prayer. My love.
on Sunday, September 20, 2009

Dalam postingan kali ini gw mau bergosip. Serius. Literally. Jadi kalau ada yang merasa malas membaca postingan kali ini, it’s your choice.

Oke, jadi gini ceritanya. Gw punya seorang teman perempuan, sebut saja U. Dia lebih muda dari gue 2 tahun dan baru saja merayakan ultahnya yang ke-18 beberapa hari lalu. Dia masih sekolah, kelas 3 SMA jurusan IPA di sebuah sekolah negeri. Sejak gw mengenal dia medio September 2005 lalu, gw sudah melihat bahwa U ini punya kecenderungan untuk ‘nakal’ (ya, lihatlah tanda kutip itu dan kamu akan mengerti maksud saya) yang gw rasa sih menunjukkan kalau dia adalah pribadi yang labil. Bayangkan saja, seminggu sekali dia bisa ganti pacar seperti ganti pakaian dalam, Saudara-saudara! Dan saat punya pacar, kegiatan yang dia dan pacarnya lakukan selalu ‘aktivitas kelas berat’ (sekali lagi, lihat tanda kutip untuk mengerti maksud kata-kata gw).

Pertemanan gw dan dia terjalin kurang lebih 1, 5 tahun. Gw mulai jarang bertemu dia saat gw kelas 3, tepatnya lagi pas semester 2 karena selain harus fokus pada UAN, SPMB dan serangkaian tes masuk universitas yang harus gw ikuti, orangtua gw (terutama nyokap gw) meminta (baca: melarang) gw untuk terlalu sering main sama dia karena khawatir gw tertular bad influence.

Saat gw masuk kuliah sampe sekarang, gw udah nggak pernah ketemu sama dia. Meski begitu gw masih sempat mendengar kabar dia masuk salah satu SMA negeri bahkan masuk jurusan IPA (yang bagi gw agak mencengangkan, karena pasca UAN SMP dia ngaku NEMnya cuma 21 koma sekian dan bilang kalo dia mau nyuruh babehnya nyogok biar nilai NEMnya naik. Well, wallahu alam.)

Kemudian gw ‘berjumpa’ lagi dengan dia di Facebook. Tadinya sih gw berpikir dengan dia masuk SMA dia sudah agak sedikit berubah lebih baik dari waktu jaman dia SMP. Namun ternyata gw salah besar. Sepertinya dia nggak berubah tuh! Nah yang agak geli adalah dia sempat bilang ke gw kalo dia mau masuk UI. Sebagai bagian almamater UI tentu gw mendukung dong—siapa sih yang nggak bangga kalo ada yang mau masuk universitas tempat kita kuliah—dan mengatakan “gw tunggu lo di UI, biar kita sama-sama punya yellow jacket”

But then, looking at how she’s livin la vida loca…

Tiap malem nongkrong kiri-kanan, clubbing sana clubbing sini…

Havin’ fun like with her mates like there’s no tomorrow…

My my my… I remember the time when I was at her age, wishing the same thing, and remembering what I’ve done to make it come true, ‘till now…

Sorry lady, if you don’t change your way of life, I’m not sure you’re gonna make it.

on Wednesday, September 16, 2009
He asked her, the girl who loves him, "what do you want as your birthday present?"

The girl fell into the silent before she replied "I dunno. It's up to you. But if you ask me, I'd love to have a english novel. *smiles*"

"An english novel" said he.

"Or," she said "I'd love to have Sitta Karina's Seluas Langit Biru. With that, I'll complete my Hanafiah Saga. But it is kinda rare nowadays, I guess"

"Well I'll try to figure out" he said.

But now the girl finally realizes what she wants as a birthday present. What she wants is that her man who has her heart, whom she loves, will be on her side when the birthday come.

What the girl wants is that he knows that she'll do anything to keep their relationship.

What the girl wants is not that he'll forgive her,cos she knows she doesn't deserve forgiveness for she had been a silly asshole jerk all this time. She wants him to see that she has will to change herself. To make things right

What the girl wants is not a diamond ring (she has already got one as her 19th bday gift last year; she puts it on her right ringfinger everyday and only takes it off when she goes to bathroom). Nor she wants another jewellery.

What the girl wants is not even an English book nor Sitta Karina's work.

What she wants is that he'll be safe and sound, to be perfectly healthy, to be the man she recognizes as the man she loves. To be mentally and physically good. To show his boyish smile she adores. To show his intelligence she admires.

What she wants is he puts his faith once more on here. Cos once she has it back, she'll never let go.
on Tuesday, September 15, 2009
"If I'd die tonight
I'd go with no regrets,
If it's in your arm
I know that I was blessed
And if your eyes are the last things that I see
Then I know the beauty heaven holds for me..."

Lagu siapa sih? I love this part ;)
Too many times I've hurt you
By doing irrational things and fooling around
I've had a doubt on you
Don't give a complete faith you've tried to have from me
Yes, I'm the jerk since the 1st time
I should've known better in this matter
I should have more faith in you more than I have in anyone else
So if you want to say that I'm the jerk, I won't deny.
I've ruined this by my silly attitude
I won't beg you to forgive me
Because I'm not sure if I'm worth the forgiveness
I've lost my chance to have it...

Cuups,
-lariza oky adisty-
on Friday, September 4, 2009
Tadaaaa…..! Wah, wah… lumayan lama juga ya gw ga nulis di blog ini. Okey, dalam tulisan kali ini gw pengen sedikit curhat tentang pengalaman gw dan semoga saja siapapun yang membaca posting ini dapat mengambil hikmah dari cerita gw.

Jadi ceritanya begini, gw punya seorang teman pria, kita sebut saja Mr. X yang gw kenal di Kansas dua tahun lalu, saat ia mengunjungi senior-senior gw. Dari situ terjalinlah pertemanan. Nah, ternyata eh ternyata saat gw liburan semester kemarin dia mengatakan bahwa dia baru saja jadian sama seorang temen gw yang lain (kebetulan mereka berdua kenal atas jasa Friendster, Facebook dan ehm… gw) Gw pikir awalnya: ‘oh oke, kayanya bakal cocok laa’. Tapi kemudian beberapa minggu kemudian, mereka putus, saudara-saudara! Dan mulailah Mr. X curhat secara rutin dengan gw via Yahoo! Messenger. Mr. X bercerita tentang perasaannya, juga selalu memberikan info pada gw kalau ada kontak dalam bentuk apapun dengan teman gw, seolah-olah kontak dengan teman gw itu sama dengan kontak dengan penghuni planet Mars yang harus dilaporkan ke semua orang. Sebagai pihak yang dicurhatin, jelas gw memberi saran, bertanya, bahkan memberikan kata-kata penghiburan pada beliau.

Sampai tadi malam.

Gw agak malas merekonstruksi bagaimana kejadian awalnya. Tapi yang pasti, dalam sesi chat tadi malam gw sempat bercerita pada dia soal gosip (ingat kata ini. Tolong) yang pernah gw dengar yang gw ga tau apa itu betul ato nggak. Mr. X ngamuk dan memaki-maki temen gw ini lewat status Facebook dengan sebutkan “dasar munafik!” Gw ga tau gimana kelanjutannya tapi tadi pagi ternyata gw mendengar kabar bahwa katanya gw memberitahu sebuah berita ke Mr. X yang seolah-olah itu adalah kebenaran! Bingung? Begini contohnya:


Gw: Eh gw denger gosip si Acul gay lho!
Midun: Ah masa?
Besoknya
Acul: Kata Midun lo bilang gw gay ya?


Jadi gitu kira-kira. Jadi rupanya si Mr. X ini mengkonfirmasi ke temen gw soal GOSIP itu, seolah-olah apa yang gw katakan itu bener-bener sebuah berita yang orisinal, Sodara-sodara!

WTF?!

Sampai akhirnya gw dan temen gw bicara langsung, gw konfirmasi semua-mua hal yang dikatakan ke Mr. X soal hubungan mereka, gw tanya yang ini bener ato nggak, yang itu bener ato nggak, trus kejadian yang begini sebenarnya gimana, kejadian yang begitu sebenernya gimana, sampe akhirnya gw sampai pada kesimpulan…

Mr. X lebay.

Gw juga nggak tahu apa sebenernya yang mendasari dia kaya gitu, cuma yah, menurut beberapa teman gw yang juga tahu masalah ini, Mr.X itu LEBAY karena BAWA-BAWA GW! Kalo ngutip kata-kata seorang temen gw:

“Sebenernya sih masalah dia masih sayang, ato gimana kan itu urusan dia, derita dia, tapi ngapain juga dia bawa-bawa lo!”

Well. Jadi, ya udahlah yaaa…. Untuk sementara YM gw set di invisible mode dulu, bahkan tadi dia udah gw sindir di status gw:
“Lain kali kalo punya masalah selesaiin sendiri ya, jangan tanya gw trus gw yang disalahin. Maldicíon…”

Gini yaaa… awalnya gw mau denger curhat Mr. X dan orang-orang lain yang pernah curhat sama gw itu bukan karena gw mau ikut campur ato sok tau, tapi gw cuma pengen mendengar! Karena gw beranggapan, mungkin kalo org tersebut curhat sama gw dia akan merasa sedikit lebih baik. Tapi GW GA SUKA KALO GW DIBAWA-BAWA DALAM MASALAH ORANG ITUUU!!! Ga sukaaaa!!!

Apalagi gw mulai merasa ‘kok gw jadi ngurusin hubungan mereka sih?’, padahal gw juga punya pacar, punya hubungan yang juga harus diurusin, aduh Gusti…

Mr. X, lain kali kalo emang mo nyusahin nggak usah curhat ke gw ya…