Gue selalu suka naik angkot. Alasan pertama adalah karena gue sampe sekarang nggak bisa nyetir. Yang kedua, gue bisa ketemu orang-orang dan mengamati perilaku masing-masing (dengan catatan, gue lagi nggak ngantuk ya). Yah, walaupun naik angkot memang butuh kewaspadaan ekstra mengingat cukup banyak tukang sumpit mencari mangsa di sini. Dan hari Sabtu tanggal 1 Agustus, sekitar pukul 3, terjadilah kisah ini...
Pulang les TOEFL di LBI FIB UI, gue pulang naik angkot. Seperti biasa, dari kampus gue naik 112, lalu turun di Jalan Baru (padahal mah, ini jalan udah lama ada!) dan di situ naik angkot 121 yang memang banyak mangkal di situ karena males nunggu penumpang di terminal. Tanpa pretensi apapun, gue naik angkot yang mangkal paling depan, deket tukang minuman. Di dalem angkot sih udah ada beberapa penumpang. Namun yang paling eye-catching adalah sepasang manusia yang duduk di belakang supir. Sepasang manusia ini, gue bisa menebak kalau mereka lebih tua dari gue, jadi kita sebut saja mereka dengan mas dan mbak. Nah, gesture mas dan mbak ini amat memperlihatkan kalau mereka sedang dimabuk asmara, terlihat dari posisi duduk yang saling berdempet dan tangan si mbak yang bertumpu di tangan sang mas, serta senyum bahagia yang terus-menerus menggelayuti wajah mereka berdua. Lalu terdengarlah percakapan ini:
Mbak: Jadi kamu umurnya berapa sih? (nada manja)
Mas: Ehm... berapa ya? (sok-sok misterius)
Mbak: Iiih... udah kakek-kakek ya kamu? hihihi... (tertawa manja)
Si mbak memukul mesra mas
Mas: Hmm.. kalo lahir tahun 76 tuh berapa sekarang? Eh 76 apa 79 ya?
Mbak: Iiih... (mencubit-cubit gemas sang mas)
dan seterusnya.
Percakapan mesra, penuh tawa dan canda yang kadang diselingi belaian sayang sang mas yang didaratkan ke rambut berombak si mbak, atau tangan si mbak yang mengelus-elus mesra pipi sang mas (yang ngomong-ngomong berkumis lebat), serta obrolan dengan suara perlahan penuh rahasia antara dua insan yang yang tengah dimabuk cinta ini berlanjut terus sampai angkot penuh dan mulai jalan. Tidak jarang mereka tertawa lepas dan suara mereka memenuhi angkot. Saking asyiknya, gue dan seluruh penumpang lain dianggap tidak pernah ada. Mereka bermesraan di angkot itu, seolah-olah angkot tersebut adalah mobil pengantin dan merekalah mempelai berbahagia (FYI, gue tahu mereka belom nikah karena di jari mereka nggak ada cincin sama sekali). Gue yang duduk berhadapan dengan mereka sebenarnya udah nyaris gagal menahan tawa dan hanya bisa menyalurkan rasa geli gue lewat status Facebook gue. Untunglah saat itu gue membawa majalah HAI dan Donal Bebek, sehingga untuk menghindari kecurigaan gue tengah mentertawakan pasangan bahagia ini (atau kecurigaan gue adalah pasien RSJ yang kabur, berhubung mbak-mbak baju ungu yang duduk di bangku kecil dekat pintu sempat melirik gue penuh rasa heran) gue membaca sebuah artikel di majalah HAI dan tersenyum-senyum, seolah-olah sedang membaca artikel yang lucu.
Sementara sang mas dan si mbak pun terus bermesraan.....
-lariza oky adisty-
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
HAI(ini adalah sebuah kata yg sangat gw suka,gw jg gak tau knapa,haha),,adistybog!!
ketemu lagi kita di blog,haha :D
Post a Comment