Huff... jadi ceritanya, gw iseng-iseng mencari pekerjaan freelance untuk mengisi sisa liburan serta kalo memungkinkan bisa gue lanjutin sambil kuliah. Waktu itu seorang teman gue lewat chatting di Facebook pernah nanya "Mau kerjaan gak?" dan gue jawab (selayaknya orang normal) "Iya". Temen gue itu kemudian mengirimkan message ke inbox FB gue, hasil forward dan ternyata isinya adalah lowongan menjadi penerjemah freelance. Gue pun dengan senang hati membuat surat lamaran dan CV dan mengirimkannya ke pemberi lowongan ybs. Limitnya sih masih tanggal 3, dan di sinilah gue, menunggu respon dari si pemberi lowongan. Kemudian udah dua hari ini, thanks to holiday boredom, gue iseng-iseng (lagi) googling cari lowongan buat kerja freelance, either jadi penerjemah atau jadi guru bahasa Inggris. So far gue udah ngirim ke empat tempat, dua untuk posisi penerjemah (FYI, one of them is position for translator in 2010 World Cup in South Africa! And I applied for it. Nekat kan?) dan du lagi untuk jadi guru bahasa Inggris. Well... gue belum tahu hasilnya gimana, dan gue hanya bisa berharap semoga CV gue dibaca dan direspon (amin!)
Dan selama dua hari pencarian ini, gue akhirnya bener-bener mengalami sendiri betapa susahnya nyari kerja di Jakarta!
"Mwahahaha, naif banget lo!"
Yayayaya, gue tau pasti ada aja orang yang bakal ngomong kaya gitu. I won't blame them. The point is, selama ini gue hanya mendengar bahwa di Jakarta bahkan di Indonesia, cari kerja itu susah tanpa ngalamin sendiri. Jadi gue nggak pernah tau seberapa susahnya. Nah sekarang, setelah gue 'terjun' sebagai job-seeker, kini gue bisa merasakan bahwa sungguh susah cari kerjaan yang cocok buat gue (apalagi gue masih kuliah). Tapi.. yah, I just try to look at the brightside. Berkat pengalaman cari kerja ini, finally gue udah punya blue-print surat lamaran dan CV dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, serta bisa sedikit berharap walaupun mungkin saat ini gue nggak keterima, tapi mudah-mudahan aja CV gue disimpen di data base lembaga-lembaga penyedia lowongan itu. Dan yang paling penting gue udah punya pengalaman nyari kerja, jadi kalau saatnya tiba untuk nyari kerja lagi (the real one), I won't be shocked anymore!
Pffiuuu....
Dan selama dua hari pencarian ini, gue akhirnya bener-bener mengalami sendiri betapa susahnya nyari kerja di Jakarta!
"Mwahahaha, naif banget lo!"
Yayayaya, gue tau pasti ada aja orang yang bakal ngomong kaya gitu. I won't blame them. The point is, selama ini gue hanya mendengar bahwa di Jakarta bahkan di Indonesia, cari kerja itu susah tanpa ngalamin sendiri. Jadi gue nggak pernah tau seberapa susahnya. Nah sekarang, setelah gue 'terjun' sebagai job-seeker, kini gue bisa merasakan bahwa sungguh susah cari kerjaan yang cocok buat gue (apalagi gue masih kuliah). Tapi.. yah, I just try to look at the brightside. Berkat pengalaman cari kerja ini, finally gue udah punya blue-print surat lamaran dan CV dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, serta bisa sedikit berharap walaupun mungkin saat ini gue nggak keterima, tapi mudah-mudahan aja CV gue disimpen di data base lembaga-lembaga penyedia lowongan itu. Dan yang paling penting gue udah punya pengalaman nyari kerja, jadi kalau saatnya tiba untuk nyari kerja lagi (the real one), I won't be shocked anymore!
Pffiuuu....